Minggu, 11 Januari 2015

Cerpen Etika Profesi

Jakarta pagi ini terlihat mendung. Menurut ramalan cuaca dari BMKG menyatakan bahwa Jakarta akan turun hujan sore hingga malam hari nanti. Jam sudah menunjukkan pukul 08.00 WIB, waktunya untuk kembali bekerja. Putri yang mempunyai deadline sampai minggu depan pun kembali dengan aktivitasnya. Bekerja sebagai auditor bukan main lelahnya. Kerja dari pagi sampai malam tak kenal waktu, bertemu dengan klien, belum lagi kalau ada deadline laporan perusahaan tempat kliennya, benar-benar menguras tenaga. Tapi itulah impiannya Putri. Ia bercita-cita ingin bekerja sebagai auditor dan impiannya terwujud.

Putri yang tengah sibuk dengan kerjaannya terus menatap komputer sampai tak sadar kedatangan Dona. Dona, teman kantornya yang bekerja sebagai auditor juga terkenal dengan sebutan bigos alias biang gosip. Semua gosip yang tersebar di kantor pasti ia ketahui. Tapi untuk soal pekerjaan ia benar-benar serius. Kira-kira ada gosip apa lagi pagi ini?

Dona menceritakan gosip yang tersebar di kantor hari ini. Ia bilang bahwa senior yang bernama Rozan telah melakukan pelanggaran etika. Rozan terlibat kasus korupsi dan melakukan manipulasi laporan keuangan perusahaan yang menjadi kliennya. Rozan juga menerima uang suap yang tak sedikit. Atasannya Rozan sangat marah dan memanggil Rozan. Rozan di pecat dengan tidak hormat dari kantor kami.

Putri yang masih junior di kantornya jadi makin berhati-hati jika ada orang yang berbaik hati dengannya. Ia hanya bisa berdoa semoga ia tidak menjadi seperti Rozan yang melakukan pelanggaran. Memang manusia tak pernah luput dari kesalahan tapi setidaknya ia bisa menghindari adanya kesalahan.  

Selasa, 06 Januari 2015

Contoh Kasus Fraud Auditing Perusahaan Multilateral



Nama : Septia Dwiyanti
NPM  : 26211680
Kelas : 4EB11

Enron jejak akarnya ke Perusahaan Gas Alam Utara, yang dibentuk pada tahun 1932 di Omaha Nebraska. Pada tahun 1985, Enron dibentuk oleh sebuah perusahaan “Houston Natural Gas” dengan “Internourth”. Pada tahun 2001, partner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap kemungkinan mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien perusahaan, mengingat resiko yang sangat tinggi berkaitan dengan praktek akuntansi dan bisnis enron.Dari hasil evaluasi di putuskan untuk tetap mempertahankan Enron sebagai klien KAP Andersen.
Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah mempertanyakan praktek akunting perusahaan yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan kekhawatiran berkaitan dengan hal tersebut kepada CEO dan partner KAP Andersen pada pertengahan 2001. CEO Enron menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk melakukan investigasi atas kekhawatiran tersebut tetapi tidak memperkenankan penasehat hukum untuk mempertanyakan pertimbangan yang melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan. Hasil investigasi oleh penasehat hukum tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada hal-hal yang serius yang perlu diperhatikan.
Oktober 2001 KAP Arthur Andersen menyarankan untuk melakukan konsolidasi pada  beberapa SPE  yang dimilikinya enron mengumumkan kerugian $618 juta  terhadap non-recurring  charge.  US SEC mengumumkan pemeriksaan terhadap LK ENRON.
Pada tanggal 16 Oktober  2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan ketiga. Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah meningkat menjadi $393 juta, naik $100 juta dibandingkan periode sebelumnya.
Desember  2001 ENRON dinyatakan bangkrut. Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan ke pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap bahwa terdapat hutang perusahaan yang tidak di laporkan senilai lebih dari satu milyar dolar. Dengan pengungkapan ini nilai investasi dan laba yang di tahan (retained earning) berkurang dalam jumlah yang sama. Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar.
Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasus memalukan ini konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat.

Analisis:
Kejatuhan Enron disebabkan karena adanya kegagalan audit KAP Arthur Andersen. Selain itu, adanya rekayasa laporan keuangan yaitu laba perusahaan, rekening hutang, dan rekening pendapatan. Lalu, manajemen dan perusahaan juga tidak melakukan transparansi terhadap publisitas laporan keuangan Enron.

Sumber :
Kieso, Donald E., Akuntansi Intermediate Jilid 2. Edisi Kedua Belas. Erlangga