Senin, 20 Oktober 2014

WGM Song Jae Rim & Kim So Eun

Annyeong~~~~~~
Hallo..........

Kali ini mau nyoba bahas WGM-nya Song Jae Rim & Kim So Eun yaa.... :)






Hayoooo..... siapa yang gak kenal pasangan ini? Pada tahu dongg, masing-masing namanya :).. Yup! Mereka adalah Song Jae Rim dan Kim So Eun, pasangan baru di WGM untuk menggantikan pasangan sebelumnya yaitu Jang Wooyoung dan Park Se Young.

Song Jae Rim, mengawali kariernya sebagai model. Sang pengawal setia di drama korea The Moon That Embraces The Sun ternyata pribadi yang berbeda yaa pada saat sehari-hari dengan yang ada di drama (maklum, sebelumnya nggak tahu kepribadian aslinya gimana. Cuma liat di drama aja). Waktu ngeliat dia main drama tuh bikin penasaran. Dingin, mata yang tajam, tersembunyi, dan yaaahhhh.... bikin gregetan ajaa~~

Terus juga sama Kim So Eun, yang aku lebih kenal dia sebagai Ga Eul, temennya Geum Jan Di di Boys Before Flowers ini juga nggak kalah menyenangkan. Dia cantik, ramah dan murah senyum, bikin aku jadi suka sama aktris ini. 
 
Jujur, pasangan ini bener-bener bikin greget! Baru kali ini aku ngeliat pasangan yang kalo ngomong blak-blakan banget. Udah gitu, mereka cepat beradaptasi juga. Apalagi Song Jae Rim-nya tuh agresif banget. Keliatan kalau dia emang bener-bener suka sama Kim So Eun.



Ini adalah foto waktu mereka pertama kali bertemu.


Pertama kali bertemu aja di dalam kegelapan. Terus dia tahu kalau yang menjadi istri virtualnya memakai pakaian warna putih. Wah, benar-benar mata yang tajam. 




 Nah kalo yang ini foto waktu episode Jae Rim lagi dirawat dirumah sakit So Eun datang menjenguk (ya iyaaa dongg... kan istrinyaa!!). So Eun kemudian membantu Jae Rim mencukur jenggotnya (huehehehe), dan itu soo sweett!!

Pasangan ini terkenal dengan sebutan '19+ Couple'.. Ya gimana nggak dapet julukan itu, secara skinship-nya cepet banget. Nggak ada malu-malunya pisan, pokoknya blak-blakan banget dan apa adanya. Kalo penasaran silahkan nonton WGM-nya yaaakkk....!!

Segitu duluu yaaaa......
See You!!!
 




Sabtu, 18 Oktober 2014

Perilaku Etika dalam Profesi Akuntansi

Nama : Septia Dwiyanti
NPM   : 26211680
Kelas : 4EB11

Tugas 4
Perilaku Etika dalam Profesi Akuntansi

1. Akuntansi Sebagai Profesi dan Peran Akuntan
Akuntan merupakan salah satu profesi yang memiliki keahlian dibidang akuntansi. Karakteristik profesi itu sendiri, antara lain:
  • Memiliki pengetahuan khusus
  • Adanya pendidikan resmi untuk menuntut ilmu tertentu
  • Memiliki standar kualifikasi dalamkode etik profesi,dll
Prinsip etika profesi akuntan, antara lain:
  • Memiliki tanggung jawab atas tugas yang dilakukannya
  • Memiliki integritas yang tinggi
  • Menghormati kepercayaan dan memberikan pelayanan kepada publik, dll
Macam-macam profesi akuntan, antara lain:
  • Akuntan publik; dimana akuntan bekerja secara independen dengan memberikan jasa akuntansi bagi organisasi perusahaan non-bisnis.
  • Akuntan intern; dimana akuntan yang bekerja di perusahaan bertanggung jawab terhadap laporan keuangan di perusahaan tersebut.
  • Akuntan pemerintah; dimana orang yang bekerja di lembaga pemerintah memiliki tugas untuk memeriksa keuangan dan mengadakan perencanaan sistem akuntansi.
  • Akuntan pendidik; dimana orang yang bertugas untuk mengajarkan dan mengembangkan akuntansi.

2. Ekspektasi Publik
Ekspektasi publik terhadap akuntan yaitu kebanyakan masyarakat mempersepsikan bahwa profesi akuntan memiliki keahlian dibidang akuntansi. Hal ini berarti bahwa seorang akuntan memiliki nilai lebih atas keahliannya dibandingkan dengan orang awam pada umumnya.

3. Nilai-Nilai Etika vs Teknik Akuntansi/Auditing
Nilai-nilai etika perlu diterapkan agar setiap pekerjaan tidak merugikan. Beberapa kesalahan yang terjadi berasal dari salah penilaian dalam mengartikan masalah. Faktor lainnya, antara lain etika kejujuran, kerjasama, integritas, inovasi, dll. Sedangkan teknik akuntansi merupakan suatu peraturan khusus dari prinsip akuntansi mengenai transaksi pada kejadian tertentu dan dihadapi oleh entitas akuntansi.

4. Perilaku Etika dalam Pemberian Jasa Akuntan Publik
Setiap profesi yang berorientasi pada bidang jasa memerlukan kepercayaan dari masyarakat. Begitu pula dengan jasa akuntan publik. Kepercayaan masyarakat akan meningkat apabila jasa akuntan memiliki standar mutu tinggi dalam menjalani profesinya. Kode etik IAI, antara lain:
  • Prinsip etika
  • Aturan etika
  • Interpretasi aturan etika

Kesimpulan
Dari pembahasan perilaku etika dalam profesi akuntansi dapat disimpulkan bahwa akuntan merupakan salah satu profesi yang memiliki keahlian dibidang akuntansi. Macam-macam profesi akuntan, antara lain akuntan publik, akuntan intern, akuntan pemerintah, dan akuntan pendidik. Selain itu, ekspektasi publik terhadap akuntan yaitu kebanyakan masyarakat mempersepsikan bahwa profesi akuntan memiliki keahlian dibidang akuntansi. Untuk nilai-nilai etika perlu diterapkan agar setiap pekerjaan tidak merugikan. Beberapa kesalahan yang terjadi berasal dari salah penilaian dalam mengartikan masalah. Faktor lainnya, antara lain etika kejujuran, kerjasama, integritas, inovasi, dll. Oleh karena itu, setiap profesi yang berorientasi pada bidang jasa memerlukan kepercayaan dari masyarakat.

Sumber:
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&uact=8&ved=0CFYQFjAJ&url=https%3A%2F%2Fdatakata.files.wordpress.com%2F2014%2F04%2F5-perilaku-etika-dalam-profesi-akuntansi.ppt&ei=C4hCVKHhOMLTmgXomIHgDg&usg=AFQjCNE_XCr8mO6ZlcdSVMpVXMl26aGitQ&sig2=TU0Ld7LTvIUMEaySEfRtqQ&bvm=bv.77880786,bs.1,d.c2E
http://www.academia.edu/8569799/SKRIPSI_AKUNTANSI_PERSEPSI_AKUNTAN_DAN_MAHASISWA_JURUSAN_AKUNTANSI_TERHADAP_KODE_ETIK_IKATAN_AKUNTAN_INDONESIA
http://albantantie.blogspot.com/2013/10/perilaku-etika-dalam-profesi-akuntansi.html
http://core.kmi.open.ac.uk/download/pdf/11714035.pdf
http://jurnalmasbro.wordpress.com/2013/10/19/perilaku-etika-dalam-profesi-akuntansi/
 

Ethical Governance

Nama : Septia Dwiyanti
NPM   : 26211680
Kelas : 4EB11

Tugas 3
Ethical Governance

1. Governance System
Setiap negara mempunyai sistem pemerintahan yang digunakan untuk mengatur negaranya sesuai dengan kondisi masing-masing negara dengan tujuan untuk menjaga stabilitas negaranya. Sistem pemerintahan ini, antara lain:
  • Presidensial
  • Parlementer
  • Semipresidensial
  • Komunis
  • Demokrasi generous
  • Generous
Sistem pemerintahan dalam arti luas merupakan sistem pemerintah yang bisa menjaga tingkah laku kaum minoritas maupun mayoritas, menjaga kekuatan ekonomi, politik, pertahanan, serta keamanan dimana masyarakat bisa ikut andil atau bertanggung jawab dalam pembangunan sistem pemerintahan. Sedangkan sistem pemerintahan dalam arti sempit merupakan sarana untuk menjalankan sistem pemerintahan dan mencegah adanya radikal dari rakyatnya sendiri.

2. Budaya Etika
Etika bisnis dalam perusahaan mencerminkan budaya perusahaan dan kepribadian pemimpinnya. Budaya etika merupakan suatu konsep manajemen dari nilai-nilai yang dipegang bersama untuk meningkatkan kinerja karyawan & organisasi perusahaan.
Kotler (1997) menyatakan bahwa, budaya perusahaan merupakan karakter dari suatu perusahaan yang mencakup pengalaman, cerita, kepercayaan dan norma yang berlaku di perusahaan. Hal ini bisa terlihat dari karyawan yang bekerja disana dari berbicara, berpakaian, melayani tamu, dll.

3.Mengembangkan Struktur Etika Korporasi
Secara  keseluruhan, diperlukan prinsip-prinsip moral etika pada bisnis untuk membangun entitas korporasi, menetapkan sasaran bisnis, membangun jaringan relasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan, mengembangkan potensi para pelaku bisnis, dll. Prinsip ini diharapkan untuk para pelaku bisnis tak hanya mencari keuntungan saja, tetapi juga peduli terhadap lingkungan masyarakat dan para pihak yang berkepentingan.

4. Kode Perilaku Korporasi (Corporate Code of Conduct)
Code of conduct merupakan suatu pedoman perusahaan yang terdiri dari etika bisnis, etika kerja, sistem nilai, komitmen, serta peraturan dalam menjalankan bisnis dan berinteraksi dengan para pihak yang berkepentingan.

5. Evaluasi Terhadap Kode Perilaku Korporasi
Pada tanggal 30 Mei 2005 telah diresmikan Pedoman Good Corporate disusun dengan bimbingan dari tim BPKP untuk melakukan evaluasi tahap awal dan penyusunan pedoman-pedoman. 

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai ethical governance, dapat disimpulkan bahwa sistem pemerintahan di setiap negara berbeda-beda sesuai dengan kondisi negara itu masing-masing. Etika bisnis dalam perusahaan mencerminkan budaya perusahaan dan kepribadian pemimpinnya. Budaya etika merupakan suatu konsep manajemen dari nilai-nilai yang dipegang bersama untuk meningkatkan kinerja karyawan & organisasi perusahaan. Diperlukan prinsip moral etika pada bisnis untuk membangun entitas korporasi, menetapkan sasaran bisnis, membangun jaringan relasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan, mengembangkan potensi para pelaku bisnis, dll. Serta pedoman untuk kode perilaku korporasi untuk melakukan evaluasi.



Sumber:
http://sistempemerintahanindonesia.com/
http://www.academia.edu/5669081/ETIKA_PEMERINTAHAN_DAN_POLITIK
widyo.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/5562/Modul_ke_5_sim_ptik.doc
http://fikaamalia.wordpress.com/2012/10/11/tugas-3-ethical-governance/
renny.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/25645/SAP+Etika%26Profesi+Akts.doc


Jumat, 17 Oktober 2014

Perilaku Etika dalam Bisnis

Nama : Septia Dwiyanti
NPM : 26211680
Kelas : 4EB11

Tugas 2
Perilaku Etika dalam Bisnis

1. Lingkungan Bisnis yang Mempengaruhi Perilaku Etika
Hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan etika dalam bisnis yaitu :
  • kejujuran
  • pengendalian diri
  • pengembangan tanggung jawab sosial
  • mempertahankan jati diri
  • persaingan yang sehat
  • menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, dll
Dengan adanya etika dalam bisnis, sikap yang optimistis, moral yang baik, serta kesadaran dari semua pihak dapat diharapkan masalah atau kendala pada era globalisasi ini dapat diatasi. Dengan moral yang baik pula dalam etika berbisnis diharapkan mampu menciptakan kegiatan bisnis yang selaras, serasi, dan seimbang.

2. Kesaling - tergantungan Antara Bisnis dan Masyarakat
Dalam hal antara bisnis dan masyarakat, banyak masyarakat yang menganggap bahwa bisnis itu tak perlu menggunakan etika karena etika hanya berlaku di masyarakat yang mempunyai budaya yang kuat. Namun, pada kenyataannya etika juga masih tetap berlaku di masyarakat itu sendiri.
Tanggung jawab sosial dibagi menjadi dua pandangan, yaitu:
  • pandangan klasik; dimana tanggung jawab manajemen hanya untuk memaksimalkan laba (profit).
  • pandangan sosial ekonomi; dimana tanggung jawab manajemen bukan hanya memaksimalkan laba saja, tetaoi juga meningkatkan kesejahteraan sosial.

3. Kepedulian Pelaku Bisnis Terhadap Etika
Tindakan KKN sudah semakin merajalela. Tidak hanya tingkat tinggi saja, bahkan yang berada di daerah-daerah pun melakukan tindakan tersebut. Segala daya upaya dilakukan bukan hanya sekedar memperkaya diri sendiri, tetapi juga untuk eksistensi yang berkelanjutan dalam kelompok di bidang bisnis. Untuk itu diperlukan etika dan moral pada diri sendiri yang baik. Walaupun etika dan moral pada diri seseorang sudah baik, hal yang tak terduga bisa saja terjadi seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan zaman. Akibatnya para pebisnis menjadi kebal terhadap hukum. Etika dan moral merupakan tanggung jawab pribadi, sedangkan hukum adalah kenyataan benar atau salah yang harus dipertanggungjawabkannya di pengadilan.

4. Perkembangan dalam Etika Bisnis
Bicara soal etika tidak lepas dari bisnis. Etika dalam bisnis bisa dikatakan berkembang dan seumur dengan bisnis itu sendiri. Tindakan KKN adalah sebagai bukti nyata dari adanya etika dalam bisnis. Pada tahun 1990-an, etika bisnis menjadi fenomena global dan bersifat nasional, seperti di negara Asia, Amerika Latin, Eropa Timur, dan kawasan lainnya. Di Indonesia, telah mengajarkan etika bisnis pada program pascasarjana di beberapa perguruan tinggi.

5. Etika Bisnis dan Akuntan
Di Indonesia, seorang akuntan diatur oleh kode etik profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia untuk menjalankan profesinya. Kode etik IAI merupakan suatu prinsip moral yang digunakan sebagai pedoman seorang akuntan untuk berhubungan dengan sesama profesi, klien, dan masyarakat. Selain itu, kode etik akuntan juga digunakan sebagai penilaian kualitas kerja yang diberikannya dengan pertimbangan etika yang diatur oleh kode etik profesi. Sebagai contoh yang terjadi pada kasus enron, dll telah membuktikan bahwa etika diperlukan dalam bisnis. Jika tidak menggunakan etika, hasil yang dicapai akan merugikan bisnis tersebut.

Kesimpulan:
Dalam pembahasan perilaku etika dalam bisnis diatas dapat disimpulkan bahwa untuk menciptakan etika dalam bisnis perlu adanya kejujuran, sikap mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, dll. Antara bisnis dan masyarakat saling ketergantungan. Pandangan ini dibagi menjadi dua, yaitu pandangan klasik dan pandangan sosial ekonomi. Perkembangan etika dalam bisnis di Indonesia pun telah diajarkan pada program pascasarjana di beberapa perguruan tinggi. Dan untuk etika bisnis dan akuntan diatur oleh kode etik IAI untuk menjalankan profesinya. Apabila sebuah bisnis tidak menggunakan etika, hasil yang dicapai akan merugikan bisnis tersebut.




Sumber :
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/perilaku-etika-dalam-bisnis/
http://books.google.co.id/books?id=TGlFD_Huj7UC&pg=PA85&lpg=PA85&dq=perilaku+etika+dalam+bisnis&source=bl&ots=UEkMsWsjj8&sig=hVjo3eC8FTeK-C5Uik1R026b4Vk&hl=id&sa=X&ei=aDNBVKfLBOSmmAX134KgDg&redir_esc=y#v=onepage&q=perilaku%20etika%20dalam%20bisnis&f=false
http://valiani-softskill.blogspot.com/2013/10/perilaku-etika-dalam-bisnis_4.html
http://www.anadarko.com/SiteCollectionDocuments/PDF/Corp%20Gov/CodeEthics_Bahasa.pdf
http://www.jakartaconsulting.com/publications/articles/organization-development/etika-bisnis

Sabtu, 11 Oktober 2014

Pendahuluan Etika Sebagai Tinjauan

Nama : Septia Dwiyanti
NPM   : 26211680
Kelas : 4EB11

Tugas 1
Pendahuluan Etika Sebagai Tinjauan

1. Pengertian Etika
Kata Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu Ethos yang artinya adat istiadat atau kebiasaan yang baik. Menurut K. Bertens (2000), secara etimologis etika memiliki arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988), etika memiliki arti:
1. Ilmu tentang yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban;
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkaitan dengan akhlak (baik dan buruk);
3. Nilai mengenai benar atau salah yang dianut oleh masyarakat.

2. Prinsip-Prinsip Etika
Prinsip-prinsip yang ada dalam etika ada enam, antara lain:
  1. Prinsip keindahan; yaitu prinsip yang mendasar untuk menikmati rasa senang terhadap keindahan.
  2. Prinsip persamaan; yaitu manusia yang pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama (antara pria dan wanita) sehingga prinsip ini melandasi perilaku yang tidak diskriminasi.
  3. Prinsip kebaikan; yaitu prinsip yang mendasar untuk setiap manusia berupaya untuk berbuat kebaikan yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan.
  4. Prinsip keadilan; yaitu prinsip yang mendasari sesorang untuk bersikap adil dalam memberikan sesuatu kepada setiap orang yang yang seharusnya mereka dapatka.
  5. Prinsip kebebasan; yaitu keleluasaan setiap individu untuk melakukan ada yang mereka inginkanselama keinginan tersebut tidak merugikan orang lain.
  6. Prinsip kebenaran; yaitu prinsip yang digunakan dalam pemikiran untuk mendapatkan hasil yang benar/logis yang dapat dibuktikan kepada setiap orang.

3. Basis Teori Etika
Basis teori etika dibagi menjadi 4 macam, yaitu:
Etika Teleologi
Kata teleologi berasal dari bahasa Yunani, telos yang memiliki arti tujuan, yang mana mengandung arti dalam hal mengukur baik atau buruknya suatu tujuan yang hendak dicapai atau akibat yang ditimbulkan dari suatu tindakan. Ada dua aliran dalam teori teleologi, yaitu:
  1. Egoisme etis; yaitu tindakan yang pada dasarnya dilakukan setiap orang untuk kepentingannya sendiri.
  2. Utilitarianisme; yaitu tindakan yang baik jika membawa manfaat bagi banyak orang.

Deontologi
Kata deonlotologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu deon yang artinya kewajiban. Teori deontologi merupakan salah satu etika yang penting.

Teori Hak
Merupakan teori yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baikatau buruknya suatu tindakan. Teori hak  termasuk dalam teori deontologi karena berkaitan dengan kewajiban. Oleh karena itu, hak dinilai sangat cocok untuk pemikiran demokratis karena didasari oleh martabat manusia antara martabat manusia lainnya adalah sama.

Teori Keutamaan
Merupakan teori yang didasari dengan memandang sikap seseorang yang memungkinkan seseorang tersebut secara moral berbuat baik.

4. Egoisme
Berasal dari bahasa Yunani, yaitu ego yang berarti diri atau saya. Egoisme adalah cara untuk mempertahankan apa yang menjadi miliknya sendiri tanpa memperdulikan orang lain dan hanya memikirkan dirinya sendiri.
Teori egoisme memiliki prinsip bahwa setiap orang harus bersikap keakuan, yaitu tindakan yang memberikan manfaat bagi diri sendiri dan tidak merugikan orang lain.

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam pendahuluan etika sebagai tinjauan perlu adanya prinsip-prinsip etika, basis teori etika, dan egoism. Kata etika sendiri  berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu Ethos yang artinya adat istiadat atau kebiasaan yang baik. Selain itu, prinsip-prinsip yang terdapat dalam etika, antara lain prinsip keindahan, prinsip persamaan, prinsip kebaikan, prinsip keadilan, prinsip kebebasan, dan prinsip kebenaran. Sedangkan untuk basis teori etika yang dianut, antara lain etika teologi yang dibagi lagi menjadi dua bagian (egoisme etis dan utilitarianisme), deontologi, teori hak, dan teori keutamaan. Untuk egoisme sendiri merupakan prinsip bahwa setiap orang harus bersikap keakuan, yaitu tindakan yang memberikan manfaat bagi diri sendiri dan tidak merugikan orang lain.



Sumber:
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ipem4430/etika21.htm
http://www.academia.edu/7563207/Pengertian_Etika
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/prinsip-prinsip-etika-2/ 
http://lirin021206.wordpress.com/2012/10/06/etika-sebagai-tinjauan/
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=50878