Sabtu, 20 Desember 2014

Contoh Kasus Fraud Accounting Perusahaan Multilateral

Nama  : Septia Dwiyanti
NPM    : 26211680
Kelas  : 4EB11

Contoh Kasus Fraud Accounting Perusahaan Multilateral di Luar Negeri dan Analisis

Xerox Corporation merupakan perusahaan berskala besar yang bergerak pada bidang pemrosesan dokumen secara global dan pasar jasa keuangan. Xerox pernah menjadi raja fotokopi tetapi perusahaan ini melakukan kesalahan fatal dengan fraud revenue yang mencapai US$ 2 milyar. Xerox Corporation melakukan berbagai kesalahan pencatatan accounting dalam keuangan mereka, dan untuk pertama kalinya ketika masalah ini muncul ke permukaan, Xerox Corp telah didenda karena telah secara disengaja melakukan pencatatan keuangan bisnis perusahaan dan pembuatan laporan keuangan perusahaan secara tidak benar, tidak sesuai dengan standar Generally Accepted Accounting Principles (GAAP), dan kemudian setelah kejadian tersebut, ditemukan juga selisih keuntungan “siluman” yang mencapai US$ 2 miliar selama beroperasi tahun 1997 hingga 2001 oleh Securities And Exchange Commision. Fraud Xerox Corp sebuah skandal yang multidimensional, karena fraud accounting besar – besaran dan tidak dapat langsung terungkap seluruhnya, melainkan secara bertahap satu demi satu.

Setelah pelanggaran pertama terhadap GAAP, terungkap pelanggaran lain terhadap GAAP yang menaikkan pengakuan pendapatan perusahaan secara berlipat melebihi US$ 3 miliar daripada nilai yang sebenarnya, dan pada akhirnya menaikkan pendapatan sebelum kena pajak senilai lebih dari US$ 1,5 miliar. Hal ini dikarenakan perusahaan Xerox Corp bertujuan memenuhi standar pasar saham Wall Street sehingga menyamarkan kinerja operasi perusahaan yang sebenarnya dari para investor. Xerox Corp berjanji untuk melakukan penyusunan ulang laporan keuangan perusahaan, merestrukturisasi bagian kontrol keuangan perusahaan, serta mengurus permasalahan dan administrasi hukum yang berhubungan dengan hal ini, dan juga membayar denda penalti sebesar US$ 10 juta. Walaupun begitu, Xerox Corp tidak pernah mengakui ataupun menyangkal bahwa mereka telah melakukan kesalahan dan fraud dalam menyusun laporan keuangan perusahaan dan informasi keuangan perusahaan untuk para investor ataupun pihak lainnya.

Tak lama berselang, Xerox Corp akhirnya mengakui telah mencatat profit dan penjualan melebihi nilai sebenarnya. Lalu, laporan dari Wall Street atas kebocoran pencatatan keuangan Xerox Corp menyebutkan bahwa saham perusahaan di pasaran tidak anjlok secara drastis. Pada hari yang sama, setelah sempat terguncang mencapai 25% harga saham, saham Xerox Corp ditutup pada $ 6,97 dari pembukaan sebesar $ 8.00, atau turun $ 1,03. Xerox Corp kemudian membentuk tim manajemen baru untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, termasuk penyusunan ulang keuangan perusahaan serta laporannya.

Analisis:
Berita mengenai fraud accounting Xerox Corp telah menjadi salah satu skandal audit terbesar di dunia. Xerox Corp yang beberapa tahun belakangan ini mulai bersusah payah karena tidak adanya permintaan pasar dan juga kerasnya persaingan di Benua Asia. Untuk itu, diperlukan penerapan strategi kualitas Xerox melalui LTQ (Leadership Through Quality).

LTQ (Leadership Through Quality) adalah proses bisnis yang terpadu. Komponen dalam LTQ, antara lain: 
  1. Keterlibatan karyawan
  2. Tolak ukur kompetitif
  3. Proses peningkatan kualitas
Oleh karena itu, budaya LTQ Xerox yang baru membutuhkan keterlibatan dan sikap proaktif dari grup keuangan. Dengan hal ini, manajer-manajer lini dapat membuat keputusan yang lebih jelas.


Sumber:
https://akuntansibisnis.wordpress.com/2010/06/16/xerox-scandal/
http://damirichretail.blogspot.com/2014/03/contoh-kasus-sistem-pengendalian.html 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar