NPM : 26211680
Kelas : 4EB11
Contoh Kasus Fraud Accounting Perusahaan Multilateral di Luar Negeri dan Analisis
Xerox Corporation merupakan perusahaan berskala besar yang bergerak pada bidang pemrosesan dokumen secara global dan pasar jasa keuangan. Xerox pernah menjadi raja fotokopi tetapi perusahaan ini melakukan kesalahan fatal dengan fraud revenue yang mencapai US$ 2 milyar. Xerox Corporation melakukan berbagai kesalahan pencatatan accounting
dalam keuangan mereka, dan untuk pertama kalinya ketika masalah ini
muncul ke permukaan, Xerox Corp telah didenda karena telah secara
disengaja melakukan pencatatan keuangan bisnis perusahaan dan pembuatan
laporan keuangan perusahaan secara tidak benar, tidak sesuai dengan
standar Generally Accepted Accounting Principles (GAAP), dan
kemudian setelah kejadian tersebut, ditemukan juga selisih keuntungan
“siluman” yang mencapai US$ 2 miliar selama beroperasi tahun 1997 hingga
2001 oleh Securities And Exchange Commision. Fraud Xerox Corp sebuah
skandal yang multidimensional, karena fraud accounting besar – besaran dan tidak dapat langsung terungkap seluruhnya, melainkan secara bertahap satu demi satu.
Setelah pelanggaran pertama terhadap GAAP,
terungkap pelanggaran lain terhadap GAAP yang menaikkan pengakuan
pendapatan perusahaan secara berlipat melebihi US$ 3 miliar daripada
nilai yang sebenarnya, dan pada akhirnya menaikkan pendapatan sebelum
kena pajak senilai lebih dari US$ 1,5 miliar. Hal ini dikarenakan
perusahaan Xerox Corp bertujuan memenuhi standar pasar saham Wall Street
sehingga menyamarkan kinerja operasi perusahaan yang sebenarnya dari
para investor. Xerox Corp berjanji untuk melakukan penyusunan ulang
laporan keuangan perusahaan, merestrukturisasi bagian kontrol keuangan
perusahaan, serta mengurus permasalahan dan administrasi hukum yang
berhubungan dengan hal ini, dan juga membayar denda penalti sebesar US$
10 juta. Walaupun begitu, Xerox Corp tidak pernah mengakui ataupun
menyangkal bahwa mereka telah melakukan kesalahan dan fraud dalam
menyusun laporan keuangan perusahaan dan informasi keuangan perusahaan
untuk para investor ataupun pihak lainnya.
Tak lama berselang, Xerox Corp akhirnya mengakui telah mencatat profit dan penjualan melebihi nilai sebenarnya. Lalu, laporan dari Wall Street atas kebocoran pencatatan keuangan Xerox Corp
menyebutkan bahwa saham perusahaan di pasaran tidak anjlok secara
drastis. Pada hari yang sama, setelah sempat terguncang mencapai 25%
harga saham, saham Xerox Corp ditutup pada $ 6,97 dari pembukaan sebesar
$ 8.00, atau turun $ 1,03. Xerox Corp kemudian membentuk tim manajemen
baru untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, termasuk penyusunan
ulang keuangan perusahaan serta laporannya.
Analisis:
Berita mengenai fraud accounting Xerox Corp telah menjadi salah
satu skandal audit terbesar di dunia. Xerox Corp yang beberapa tahun
belakangan ini mulai bersusah payah karena tidak adanya permintaan pasar
dan juga kerasnya persaingan di Benua Asia. Untuk itu, diperlukan penerapan strategi kualitas Xerox melalui LTQ (Leadership Through Quality).
LTQ (Leadership Through Quality) adalah proses bisnis yang terpadu. Komponen dalam LTQ, antara lain:
- Keterlibatan karyawan
- Tolak ukur kompetitif
- Proses peningkatan kualitas
Oleh karena itu, budaya LTQ Xerox yang baru membutuhkan keterlibatan dan sikap proaktif dari grup keuangan. Dengan hal ini, manajer-manajer lini dapat membuat keputusan yang lebih jelas.
Sumber:
https://akuntansibisnis.wordpress.com/2010/06/16/xerox-scandal/
http://damirichretail.blogspot.com/2014/03/contoh-kasus-sistem-pengendalian.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar